Selasa, 12 Januari 2010

“Krisis Keuangan global Sebuah Dekonstruksi Kapitalisme dan rekonstruksi Ekonomi Islam”

Oleh : Hilman Fauzi Nugraha

A. Pendahuluan
Krisis Keuangan yang melanda belakangan ini, tidak hanya menjadi musibah atau malapetaka bagi negara Adidaya yang berada di dataran tinggi Bumi ini (USA) saja. Akan tetapi, telah menjadi permasalahan yang secara tidak langsung berkontraksi dengan negara lain. Sehingga tidak salah jikalau krisis keuangan ini didaulat sebagai krisis keuangan global. Hal ini didukung dengan temuan empiris dari hembusan kencang krisis yang terjadi di negara paman sam itu, yaitu terbiusnya pasar keuangan di setiap negara. Tercatat Pada tanggal 8 Oktober 2008, kemaren, IHSG tertekan tajam turun 10 %, demikian pula Nikken di Jepang jatuh lebih dari 9 % dan di beberpa negara lain. Maka Karena itu para pengamat menyebut krisis ini sebagai krisis finansial global. Krisis keuangan global yang terjadi belakangan ini, merupakan fenomena yang mengejutkan dunia, tidak saja bagi pemikir ekonomi mikro dan makro, tetapi juga bagi para elite politik dan para pengusaha. Tegas Agustianto(Pakar Ekonomi) dalam sebuah tulisannya.
Menurut sejarah ekonomi, ternyata krisis serupa bukan hanya terjadi belakangan ini. Akan tetapi telah menjadi fenomena yang senantiasa akan muncul dikhususkan bagi negara yang menerapkan sistem kapitalis dalam arah kebijakan ekonominya. Krisis demi krisis ekonomi terus berulang tiada henti, sejak tahun 1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, dan 1998 – 2001 bahkan sampai saat ini krisis semakin mengkhawatirkan dengan munculnya krisis finansial di Amerika Serikat . Krisis itu terjadi tidak saja di Amerika latin, Asia, Eropa, tetapi juga melanda Amerika Serikat. Roy Davies dan Glyn Davies, 1996 dalam buku The History of Money From Ancient time oi Present Day, mengurakan sejarah kronologi secara komprehensif. Menurut mereka, sepanjang abad 20 telah terjadi lebih 20 kali kriss besar yang melanda banyak negara. Fakta ini menunjukkan bahwa secara rata-rata, setiap 5 tahun terjadi krisis keuangan hebat yang mengakibatkan penderitaan bagi ratusan juta umat manusia.
Menjadi hipotesa awal, bahwa dari dahulu sampai saat ini sistem kapitalisme belum mampu untuk menjawab permasalahan ekonomi yang secara teoritis, yaitu untuk memberikan kesejahteraan bagi para pelakunya.
Akan tetapi, mengapa mayoritas di muka dunia ini masih memegang teguh sistem yang unusefull ini???
Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menganalisa permasalahan tentang krisis keuangan AS dan menawarkan sistem Ekonomi Islam sebagai underdog system yang akan mengancam eksistensi dari capitalism system dengan sebuah judul “ Krisis Keuangan Global : Sebuah Dekonstruksi kapitalisme dan Rekonstruksi Ekonomi Islam”. Dalam makalah inipun, penulis akan memberikan comprtitive bargain sistem ekonomi islam yang secara teoritis mampu manjawab permasalahan yang ada.

B. Krisis Keuangan Global Tahun 2008
Sebab krisis kredit macet perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat diakibatkan bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar di dunia, Lehman Brothers, karena Lehman berinvestasi banyak di subprime mortgage membuat bursa saham global rontok akibatkan krisis keuangan global akibatkan inflasi yaitu harga barang modal & barang konsumsi serta jasa naik akibatkan krisis ekonomi ditandai turunnya kesejahteraan rakyat dimana daya beli rendah dan mandegnya kegiatan bisnis manufaktur/jasa.
Krisis kali ini memang luar biasa. Krisis yang terjadi di AS itu menimbulkan efek domino bagi perekonomian dunia. Negara-negara Eropa pun terkena getahnya. Karena itu empat negara besar diantaranya Perancis, Jerman, Inggris dan Italia pun mengadakan pertemuan darurat guna mengkaji sistem moneter mereka. Bahkan, 10 Oktober 2008, Rusia mengajukan proposal aliansi Eropa-Rusia anti AS. Efek domino itu kini secara kasat mata menerjang perekonomian Indonesia. Ini terlihat dari anjloknya bursa saham dan pasar uang Indonesia, yang mengakibatkan penutupan BEI (Bursa Efek Indonesia) sejak Rabu, 8 Oktober lalu, setelah terjadi penurunan indeks yang besar, yaitu 10,30 persen. Selain itu, krisis tersebut juga menyebabkan turunnya ekspor dan berkurangnya arus modal masuk, yang menyebabkan kurs rupiah melemah. Inilah yang terjadi pada hari Jum’at, 10 Oktober, di mana rupiah melemah, dan diperdagangkan pada Rp. 10.300 per dolar AS. Dengan melemahnya rupiah, berarti cadangan devisa Indonesia akan menguap, karena menggunakan dolar AS. Jika rupiah melemah Rp. 9.500 per dolar saja, sekitar Rp 500 triliun aset Indonesia telah menguap begitu saja. Lalu berapa aset kita yang menguap dengan kurs rupiah saat ini?
B.1. Subprime Mortgage
Krisis keuangan global yang terjadi hingga detik ini belum menunjukkan tanda-tanda reda. Krisis yang dipicu oleh kredit macet di bidang properti (subprime mortgage) di AS itu kini menjalar ke mana-mana. Di negeri asalnya, rangkaian krisis tersebut sudah berlangsung sejak 147.708 nasabah KPR gagal bayar pada April 2007 meningkat menjadi 239.851 nasabah pada Agustus tahun yang sama, dan naik lagi pada Agustus tahun berikutnya menjadi 303.879 nasabah. Korban pertama dari kredit macet tersebut adalah dua hedge fund (pengelola dana investasi) yang dikelola oleh Bear Stearns. Perusahaan tersebut ambruk pada Juli 2007. Disusul kemudian dengan ambruknya Morgan Stanley pada November 2007, dan meruginya bank-bank global senilai 55 miliar dolar AS. Sekalipun perusahaan milik Uni Emirat Arab telah menyuntikkan 9,5 miliar dolar AS ke Citigroup, namun tetap tidak mampu menyelamatkan keadaan. Tidak hanya itu, Cina pun menyuntikkan 5 miliar dolar AS ke Morgan Stanley, termasuk Temasek Holding Singapura juga melakukan hal yang sama ke Merrill Lynch. Bahkan hutang-hutang bermasalah itu sudah dihapus oleh bank-bank global (seperti Citigroup, UBS dan HSBC), yang nilainya mencapai 300 miliar dolar AS, pada Januari-Februari 2008.
Semua itu rupanya belum membuahkan hasil, hingga kaum Kapitalis yang mempunyai keyakinan negara tidak boleh intervensi pun terpaksa mengingkari keyakinannya sendiri. Adalah Inggris yang pertama kali menasionalisasi bank swasta, Northern Rock, 17 Februari 2008. Diikuti oleh Amerika dengan menasionalisasi perusahaan pembiayaan sektor properti, Fannie Mae dan Freddie Mac, 13 Juli 2008. Namun, rupanya pemerintah AS tidak mampu mengakuisisi semua perusahaan bermasalah. 15 September 2008, Lehman Broters Holdings Inc terpaksa dibiarkan ambruk. Setelah itu, 3 Oktober 2008 yang lalu, DPR AS menyetujui paket penyelamatan yang diajukan oleh Menkeu AS, Henry Paulson, dengan mengeluarkan dana talangan 700 miliar dolar AS.
Paket dana talangan tersebut dinilai tidak efektif untuk mengatasi krisis keuangan di negara tersebut, karena isi paket bailout dianggap tidak manjur untuk menyembuhkan akar permasalahan krisis di AS, bahkan bergerak menuju kehancurannya. Sebaliknya, suntikan dana ke bursa justru bagaikan darah segar bagi para spekulan saham di Wall Street.
B.2. Kebangkrutan Lehman Brothers
Bank investasi raksasa Lehman Brothers telah menjadi korban berikutnya dari krisis kredit macet di AS. Kejadian ini mengejutkan lantaran belum lama ini Pemerintah AS terpaksa mengambil alih raksasa pembiayaan perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac untuk memperbaiki sistem finansial perumahan di negeri itu.
Kini, giliran bank investasi Lehman Brothers yang menjadi korban. Dalam penjelasannya, bank yang sudah berusia 158 tahun itu mengajukan kebangkrutan demi melindungi aset dan memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham. Kebangkrutan ini adalah yang terbesar dalam sejarah AS. Lehman Brothers mencatat kerugian sekitar USD 3,9 miliar pada triwulan III/2008 menyusul beberapa kejadian penghapusan buku pada aset kredit perumahan yang dipegang perusahaan itu. Aset piutang berbasis kredit tersebut terpaksa dihapuskan dari laporan keuangan karena gagal ditagih akibat memburuknya kredit macet. Bank investasi terbesar keempat AS ini menyampaikan formulir kebangkrutan kepada United States Bankruptcy Court for the Southern District of New York pada Senin (15/9) waktu setempat.
Pengumuman kebangkrutan itu muncul stelah lehman Brothers gagal mendapatkan pembeli sebagai investor baru. Keputusan ini sekaligus menjadi akhir dramatis dari pertemuan tiga hari berturu-turut yang digelar para bankir, Bank Sentral AS, dan Departemen Keuangan AS.
B.3. Rontoknya Bursa Saham Global
Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar di dunia, Lehman Brothers, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat membuat bursa saham global terguncang pada perdagangan Senin 15 September waktu setempat. Pelaku pasar khawatir kebangkrutan lehman Brothers akan mengancam sistem keuangan global. Bursa saham Eropa melemah hingga 5 persen pada perdagangan siang hari. Di London, harga saham grup perbankan HBOS jatuh hingga 20,2 persen. Di Jerman, Commerrzbank anjlok 11,7 persen dan Deutsche Bank jatuh 8,24 persen. Dow Jones Industrial Average (DJIA) tumbang 2,53 persen beberapa saat setelah pembukaan pasar.
Di Indonesia, 8 Oktober jam 11.05 WIB Bursa Efek Indonesia melakukan suspend, penutupan transaksi di lantai bursa. Sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah lantai bursa di Indonesia, setelah Rusia sebelumnya juga melakukan hal yang sama. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) anjlok ke 10,38 persen. Suspend dilakukan untuk menghindari terus-menerus anjloknya harga saham karena aksi jual yang terus dilakukan investor.
Sebab diatas merupakan penyebab terbesar munculnya krisis keuangan di AS, yang lambat laun memberikan negative influence bagi negara lain. Dan termasuk didalamnya Indonesia. Lantas tidak salah jikalau dewasa ini muncul beberapa instrument yang seakan-akan memiliki spektrum yang jauh lebih baik dari kenyataan sekarang.
Sekedar Analisa
Siapa yang tidak ingin keluar dari keadaan buruk ini, semua element dari berbagai sekte kehidupan menginginkan hal tersebut. Mungkin dalam batasan kajian sekarang, itu hanya bernilai teoritis belum masuk terhadap ranah implementasi. untuk itu semua, kini telah mencul gelombang kesadaran untuk menemukan dan menggunakan sistemekonomi "baru" yang membawa implikasi keadilan, pemerataan, kemakmuran secara komprehensif serta pencapaian tujuan-tujuan efisiensi. Konsep ekonomi baru tersebut dipandang sangat mendesak diwujudkan. Konstruksi ekonomi tersebut dilakukan dengan analisis objektif terhadap keseluruhan format ekonomi kontemporer dengan pandangan yang jernih dan pendekatan yang segar dan komprehensif.
Di bawah dominasi kapitalisme, kerusakan ekonomi terjadi di mana-mana. Dalam beberapa tahun terakhir ini, perekonomian duniatengah memasuki suatu fase yang sangat tidak stabil dan masa depan yang samasekali tidak menentu. Setelah mengalami masa sulit karena tingginya tingkat inflasi, ekonomi dunia kembali mengalami resesi yang mendalam, tingkat pengangguran yang parah, ditambah tingginya tingkat suku bunga riil serta fluktuasi nilai tukar yang tidak sehat. Dampaknya tentu saja kehancuran sendi-sendiperekonomian negara-negara berkembang, proyek-proyek raksasa terpaksa mengalamipenjadwalan ulang, ratusan pengusaha gulung tikar, harga-harga barang dan jasa termasuk barang-barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan tak terkendali. Krisis tersebut semakin memprihatinkan karenaadanya kemiskinan ekstrim di banyak negara, berbagai bentuk ketidakadilansosio-ekonomi, besarnya defisit neraca pembayaran, dan ketidakmampuan beberapanegara berkembang untuk membayar kembali hutang mereka. Henry Kissingermengatakan, kebanyakan ekonom sepakat dengan pandangan yang mengatakan bahwa "Tidaksatupun diantara teori atau konsep ekonomi sebelum ini yang tampak mampumenjelaskan krisis ekonomi dunia tersebut" (News Week, "Savingthe World Economy").
Melihat fenomena-fenomenayang tragis tersebut, maka tidak mengherankan apabila sejumlah pakar ekonomi terkemuka, mengkritik dan mencemaskan kemampuan ekonomi kapitalisme dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi di muka bumi ini. Bahkan cukup banyak klaim yang menyebutkan bahwa kapitalisme telah gagal sebagai sistem dan model ekonomi. Kehadiran konsep ekonomi baru tersebut, bukanlah gagasan awam, tetapi mendapat dukungan dari ekonom terkemuka di dunia yang mendapat hadiah Nobel 1999, yaitu Joseph E.Stiglitz. Dia danBruce Greenwald menulis buku "Toward a New Paradigm in Monetary Economics".Mereka menawarkan paradigma baru dalam ekonomi moneter. Dalam buku tersebut mereka mengkritik teori ekonomi kapitalis (konvensional) dengan mengemukakan pendekatan moneter baru yang entah disadari atau tidak,merupakan sudut pandang ekonomi Islam di bidang moneter, seperti peranan uang,bunga, dan kredit perbankan (kaitan sektor riil dan moneter.

Rekonstruksi Ekonomi Syariah sebuah keharusan
Olehkarena kapitalisme telah gagal mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, maka menjadi keniscayaan bagi umat manusia zaman sekarang untuk mendekonstruksi ekonomi kapitalisme dan merekonstruksi ekonomi berkeadilan dan berketuhanan yang disebut dengan ekonomi syariah. Dekonstruksi artinya meruntuhkan paradigma, sistem dan konstruksi materialisme kapitalisme, lalu menggantinya dengan sistem dan paradigma syari'ah. Capaian-capaian positif di bidang sains dan teknologi tetap ada yang bisa kita manfaatkan, Artinya puing-puing keruntuhan tersebut ada yang bisa digunakan, seperti alat-alat analisis matamatis dan ekonometrik,.dsb. Sedangkan nilai-nilai negatif, paradigma konsep dan teori yang destrutktif, filosofi materalisme, pengabaian moral dan banyak lagi konsep kapitalisme di bidang moneter dan ekonomi pembangunan yang harus didekonstruksi. Karena tanpa upaya dekonstruksi, krisis demi krisis pasti terus terjadi, ketidakadilan ekonomi di dunia akan semakin merajalela, kesenjangan ekonomi makin menganga, kezaliman melalui sistem ribadan mata uang kertas semakin hegemonis
Sekarang tergantung kepada para akademisi dan praktisi ekonomi syari'ah untuk menyuguhkan konstruksi ekonomi syariah yang benar-benar adil, maslahah, dan dapat mewujudkan kesejahteraa umat manusia, tanpa krisis finansial, (stabilitas ekonomi), tanpa penindasan, kezaliman dan penghisapan, baik antar individu dan perusahaan, negara terhadap perusahaan, maupun negara kaya terhadap negara miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar