Selasa, 12 Januari 2010

NEO KAPITALISME ; Dari Sejarah Sampai Perencanaan Ekonomi[1]

Oleh : Hilman Fauzi Nugraha

Abstraksi

Sejarah perkembangan pemikiran ekonomi tidak dipungkiri melahirkan berbagai pemikiran ekonomi baru sesuai dengan fenomena atau fakta yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Diantara faham perkembangan ekonomi yang kerap terdengar belakangan ini adalah faham ekonomi Neo Kapitalisme, Akan tetapi seutuhnya faham ekonomi neo kapitalisme tersebut belum terejawantahkan dalam bentuk theoretic Literature secara jelas, sehingga dalam mendefinisikan dan menginterpretasikan faham tersebut masih dalam tataran wacana. oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis akan coba menjelaskan faham ekonomi neo kapitalisme dari sudut pandang sejarahnya sampai perencanaan ekonomi yang dihimpun dalam berbagai literature dan referensi beberapa tulisan mengenai neo kapitalisme. Dari proses pembacaan terhadap literature yang ada, maka seutuhnya neo kapitalisme merupakan bentuk faham diferensial dari kapitalisme, yang didalamnya terdapat istilah intervensi pemerintah yang diikutsertakan dalam perencanaan ekonominya, padahal ide awal dan konsep mutlaq/absolute dari kapitalisme sangat mendewa-dewakan mekanisme pasar (tidak ada campur tangan pemerintah)

PENDAHULUAN

Sejarah perkembangan pemikiran ekonomi tidak dipungkiri melahirkan berbagai pemikiran ekonomi baru sesuai dengan fenomena atau fakta yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Munculnya sistem ekonomi ekonomi pasar (kapitalis), sistem ekonomi terpusat (sosialis), sistem ekonomi Islam (syariah), sistem ekonomi komunis, sistem ekonomi fasis, dan sampai kepada faham-faham pemikiran ekonomi lain yang menghiasi kehidupan manusia dari masa ke masa.

Diantara faham perkembangan ekonomi yang kerap terdengar belakangan ini adalah faham ekonomi Neo Kapitalisme.[3] Akan tetapi seutuhnya faham ekonomi neo kapitalisme tersebut belum terejawantahkan dalam bentuk theoretic Literature secara jelas, sehingga dalam mendefinisikan dan menginterpretasikan faham tersebut masih dalam tataran wacana. oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis akan coba menjelaskan faham ekonomi neo kapitalis dari sudut pandang sejarahnya sampai perencanaan ekonomi yang dihimpun dalam berbagai literature dan referensi beberapa tulisan mengenai neo kapitalisme.

PEMBAHASAN

Sejarah Neo Kapitalisme

Beberapa tahun yang lalu pengadilan yang terkenal terjadi di Amerika Serikat, pengadilan terhadap Alger Hiss, yang sebelumnya menjabat sebagai asisten di Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat saat terjadi perang. Dalam pengadilan Hiss, salah satu teman baiknya, seorang jurnalis di publikasi Luce bernama Whittaker Chambers, merupakan saksi kunci dalam tuntutan atas kesaksian palsu, sebenarnya karena sebagai seorang Komunis yang menurut dugaan mencuri dokumen dari Departemen Dalam Negeri dan memberikannya kepada Uni Soviet. Si Chambers, yang agak neurotic (menderita gangguan emosi), telah menjadi seorang Komunis saat sepuluh tahun pertama kehidupan dewasanya dan berakhir menjadi editor religius pada majalah mingguan Time. Dia menulis pengakuan panjang dengan judul Witness. Dalam buku tersebut terdapat kalimat yang menyatakan kira-kira sebagai berikut mengenai periode 1929-1939: “Di Eropa para pekerja adalah sosialis dan borjuasi adalah konservatif; di Amerika, klas menengah adalah konservatif, pekerja adalah demokrat, dan borjuasi adalah komunis”.

Tentu saja adalah absurd untuk menyatakan periode tersebut dengan cara yang kasar seperti itu. Tetapi tidak dapat diragukan bahwa tahun 1929 dan periode yang mengikuti krisis besar 1929-1939 merupakan pengalaman traumatis bagi borjuasi Amerika yang merupakan satu-satunya klas kapitalis diseluruh dunia yang diilhami oleh keyakinan penuh dan buta pada masa depan sistem “perdagangan bebas”. Sistem tersebut menderita guncangan mengerikan selama krisis 1929-1939, sebuah periode yang secara umum sama bagi masyarakat Amerika, berkaitan dengan menjadi sadar akan pertanyaan sosial dan dipertanyakannya sistem kapitalis, dengan periode yang dialami Eropa pada saat kelahiran gerakan pekerja sosialis, periode dari 1865 hingga 1890 di abad yang lalu.

Bagi borjuasi, krisis tersebut mempertanyakan berbagai bentuk sistem dalam skala dunia. Borjuasi mengambil bentuk usaha untuk mengkonsolidasikan kapitalisme melalui fasisme dan percobaan otoritarian lainnya di negeri-negeri tertentu di Eropa Barat, Tengah dan Selatan. Borjuasi mengambil bentuk yang sedikit kurang kasar di Amerika Serikat, dan adalah masyarakat Amerika tersebut pada tahun 1932-1940 yang membayangkan apa yang disebut hari ini dengan neokapitalisme.

Kenapa bukan perluasan dan penjeneralisiran pengalaman fasis yang memberikan neokapitalisme ciri khas pokok, tetapi melainkan pengalaman sebuah “idyllic detente” (“pengurangan hubungan tegang idilis”) dalam ketegangan sosial? Sistem fasis adalah sebuah rejim krisis ekstrim dalam sosial, ekonomi dan politik, rejim ketegangan ekstrim dalam hubungan klas, yang dalam analisa terakhir, ditentukan oleh periode panjang stagnasi ekonomi, dimana kesempatan untuk diskusi dan negosiasi antara klas pekerja dan borjuasi sebenarnya dikurangi hingga nol. Sistem kapitalis telah menjadi tidak sesuai dengan sisa apapun dari gerakan klas pekerja yang sedikit banyak independen.

Dalam sejarah kapitalisme kita dapat membedakan antara krisis periodiknya yang terjadi setiap 5, 7, atau 10 tahun dan siklus jangka panjangnya, yang pertama kali didiskusikan oleh ekonom Rusia Kondratief dan yang dapat disebut dengan siklus jangka panjang setiap 25 atau 30 tahun. Siklus jangka panjang dicirikan oleh angka pertumbuhan yang tinggi sering diikuti oleh siklus jangka panjang yang dicirikan oleh angka pertumbuhan yang semakin rendah. Terlihat jelas bagi saya bahwa periode 1913 hingga 1940 merupakan salah satu dari siklus stagnasi jangka panjang dalam produksi kapitalis, yang didalamnya termasuk semua siklus berturut-turut dari krisis 1913 hingga 1920, dari krisis 1920 hingga 1929, yang ditandai depresi yang sangat parah karena fakta bahwa trend jangka panjang merupakan stagnasi.

Siklus jangka panjang yang dimulai dengan perang dunia kedua, dan dimana kita masih tetap – mari kita menyebutnya siklus 1940-1965 atau siklus 1940-1970 – mengalami, bertentangan dengannya, dicirikan oleh ekspansi, dan karena ekspansi tersebut, kesempatan untuk negosiasi dan diskusi antara borjuasi dan klas pekerja telah diperbesar. Kesempatan kemudian diciptakan untuk penguatan sistem pada dasar penjaminan konsesi untuk para pekerja, sebuah kebijakan yang dijalankan dengan skala internasional di Eropa Barat dan Amerika Utara dan mungkin bahkan diperluas kepada beberapa negeri di Eropa Selatan pada masa yang akan datang. Kebijakan neokapitalis tersebut lebih berdasarkan pada kolaborasi dekat antara borjuasi ekspansif dan kekuatan konservatif gerakan pekerja dan secara pokok ditopang oleh kecenderungan meningkat dalam standar hidup para pekerja.

Meskipun begitu, di latar belakang seluruh perkembangan tersebut terdapat tanda tanya terhadap sistem, keraguan terhadap masa depan sistem kapitalis, dan keraguan tersebut tidak perlu lagi diragukan. Dalam semua lapisan penting dari borjuasi, keyakinan terdalam yang merajalela bahwa otomatisme ekonomi dari dan oleh dirinya sendiri, “mekanisme pasar” tidak dapat menjamin keberlangsungan hidup sistem, bahwa tidak mungkin lagi untuk mengandalkan fungsi internal otomatis dari ekonomi kapitalis, dan bahwa sebuah intervensi sadar dan meluas, semakin lama semakin teratur dan sistematis dalam karakter, dibutuhkan dalam rangka menyelamatkan sistem tersebut.

Pada tingkat bahwa borjuasi sendiri tidak lagi yakin bahwa mekanisme otomatis dari ekonomi kapitalis akan menopang tatanannya, kekuatan lain harus mengintervensi untuk penyelamatan jangka panjang sistem, dan kekuatan tersebut adalah negara. Neokapitalisme adalah kapitalisme yang ciri khas unggulnya adalah perkembangan intervensi oleh negara kedalam kehidupan ekonomi. Juga dari titik pandang tersebut, pengalaman neokapitalis saat ini di Eropa Barat hanyalah perluasan dari pengalaman Roosevelt di Amerika Serikat.

Untuk memahami asal usul neokapitalisme hari ini, bagaimanapun, kita juga harus memperhitungkan faktor kedua untuk menjelaskan perkembangan intervensi oleh negara dalam kehidupan ekonomi, dan faktor kedua itu adalah perang dingin. Secara umum hal ini dapat dilihat sebagai tantangan dimana keseluruhan kekuatan anti kapitalis menghadapinya dalam dunia kapitalisme. Iklim tantangan tersebut membuat perspektif krisis ekonomi serius lainnya seperti tipe krisis 1929-1933 sepenuhnya tidak dapat ditoleransi oleh kapitalisme. Bayangkan apa yang akan terjadi di Jerman jika terdapat lima juta pengangguran di Jerman Barat sementara kekurangan pekerja terjadi di Jerman Timur. Adalah mudah untuk melihat bagaimana tidak dapat ditoleransinya hal tersebut dari cara pandang politik, dan itulah mengapa intervensi negara kedalam kehidupan ekonomi negeri-negeri kapitalis adalah diatas semuanya antisiklus, atau, jika kau suka, antikrisis dalam karakter.

Neo Kapitalisme dalam kacamata Kekinian (Sebuah Revolusi Perkembangan Permanen)

Mari kita berkutat sesaat pada fenomena ekspansi jangka panjang tersebut. Tanpa hal ini neokapitalisme khusus yang telah kita saksikan di Eropa Barat selama 15 tahun tidak dapat dimengerti.

Siklus jangka panjang dimulai di Amerika Serikat bersamaan dengan perang dunia kedua. Dalam rangka memahami penyebab fenomena tersebut kita harus mengingat bahwa dalam kebanyakan siklus meluas yang lainnya dalam sejarah kapitalisme kita menemukan elemen umum sama yang berulang: revolusi teknologi. Adalah bukan sebuah kebetulan bahwa ekspansi yang bersifat siklus dari jenis yang sama mendahului periode stagnasi dan krisis 1913-1940. Akhir abad kesembilanbelas merupakan sebuah periode yang sangat damai dalam sejarah kapitalisme, dan saat itu tidak terdapat perang, atau hampir tidak ada, kecuali perang kolonial, dan saat itu rangkaian penelitian teknologi dan penemuan dari tahapan sebelumnya mulai menemukan aplikasinya. Dalam periode ekspansi sekarang, kita menyaksikan sebuah percepatan kemajuan teknis, sebuah revolusi teknologi asli, yang untuknya ekspresi “revolusi industri kedua” atau “revolusi industri ketiga” hampir tidak memadai. Kita menemukan diri kita sendiri, pada fakta, sebuah perubahan teknik produksi yang tidak terinterupsi. Fenomena tersebut sebetulnya merupakan hasil sampingan dari perlombaan senjata permanen, dari perang dingin dimana kita telah terlibat sejak akhir perang dunia kedua.

Sesungguhnya, jika kau meneliti asal usul 99 persen perubahan teknologi yang diterapkan pada produksi, kau akan melihat bahwa perubahan tersebut adalah militer, kau akan melihat bahwa perubahan tersebut merupakan hasil sampingan dari teknologi baru yang pertama menemukan penerapan mereka dalam bidang militer. Hanyalah kemudian, setelah jangka waktu yang lebih lama ataupun singkat, perubahan teknologi dalam bidang militer masuk kedalam daerah publik pada tingkat tertentu dan diterapkan dalam bidang produksi sipil.

Begitu benar fakta tersebut sehingga pendukung kekuatan penyerang Perancis (kekuatan nuklir) menggunakan fakta tersebut sebagai argumentasi utama hari ini. Mereka menjelaskan bahwa jika kekuatan penyerang tersebut tidak dikembangkan, teknik yang akan menentukan bagian penting dari proses produktif industri dalam 15 atau 20 tahun tidak akan dikenal di Perancis, karena semua itu merupakan hasil sampingan dari teknik nuklir dan teknik yang berkaitan pada tingkat industri.

Disini saya tidak ingin memperdebatkan tesis tersebut yang saya anggap tidak dapat diterima dalam hal-hal yang lainnya; saya hanya akan menggaris bawahi bahwa hal tersebut menegaskan, bahkan dalam gaya “ekstrimis”, bahwa kebanyakan revolusi teknologi yang terjadi dalam bidang industri dan dalam teknik produktif umumnya merupakan hasil sampingan dari revolusi teknik dalam bidang militer.

Pada tingkatan bahwa kita terlibat dalam perang dingin permanen, yang dicirikan oleh penelitian permanen untuk perubahan teknik dalam bidang alat perang, kita memiliki faktor baru disini, boleh dikatakan, sumber tambahan diluar ekonomi, yang menghidupi perubahan terus menerus ke dalam teknik produktif. Di masa lampau, ketika otonomi dalam penelitian teknologi tidak ada, ketika otonomi tersebut secara esensiil merupakan produk perusahaan industrial, terdapat faktor utama yang menentukan siklus kemajuan penelitian tersebut. Para industrialis akan mengatakan: kita harus memperlambat inovasi sekarang, karena kita memiliki instalasi yang sangat mahal yang pertama harus diangsur biayanya. Instalasi tersebut harus menguntungkan, biaya instalasi harus ditutup, sebelum kita dapat memulai tahapan lain dari perubahan teknologi.

Hal ini adalah benar bahkan ekonom seperti Schumpeter, sebagai contoh, telah menggunakan irama siklus dalam revolusi teknik tersebut sebagai penjelasan dasar untuk siklus ekspansi jangka panjang berturut-turut, atau untuk siklus stagnasi jangka panjang.

Hari ini motif ekonomi tersebut tidak bergerak dijalan yang sama. Pada tingkatan militer, tidak ada alasan yang valid untuk menghentikan penelitian untuk senjata baru. Bertentangan dengannya, keberadaan bahaya yang ada dimana-mana bahwa musuh akan menjadi yang pertama menemukan senjata baru. Akibatnya terdapat rangsangan nyata untuk penelitian permanen, tidak terinterupsi dan hampir-hampir tanpa pertimbangan ekonomi apapun (setidaknya untuk Amerika Serikat), jadi gerakan tersebut mengalir sebenarnya tanpa halangan. Hal ini berarti bahwa kita melewati sebuah era perubahan teknologi yang hampir tidak terinterupsi dalam bidang produksi. Kau hanya perlu mengingat apa yang telah dihasilkan selama 10-15 tahun terakhir, dimulai dengan digunakannya tenaga nuklir dan dilanjutkan dengan otomatisasi, perkembangan komputer elektronik, miniaturisasi, laser dan serangkaian fenomena dalam rangka untuk mendapatkan perubahan tersebut, revolusi teknologi tak terinterupsi tersebut.

Istilah “revolusi teknologi terus menerus” sekarang hanyalah cara lain untuk mengatakan bahwa periode pembaruan kapital tetap telah dipersingkat. Hal ini menjelaskan ekspansi kapitalisme ke seluruh dunia. Seperti setiap ekspansi jangka panjang dalam sistem kapitalis, batasan ekspansi saat ini ditentukan oleh jumlah investasi tetap.

Pembaruan cepat kapital tetap juga menjelaskan pengurangan dalam jarak dari siklus ekonomi dasar. Siklus tersebut normalnya ditentukan oleh usia kapital tetap.

Hingga tingkatan bahwa kapital tetap tersebut sekarang diperbarui dalam kecepatan yang lebih cepat, jarak siklus tersebut juga dipersempit. Kita tidak lagi memiliki krisis setiap tujuh atau 10 tahun melainkan resesi setiap empat hingga lima tahun. Kita telah memasuki rangkaian jauh lebih cepat dari siklus dengan durasi yang jauh lebih singkat dibanding yang terjadi sebelum perang dunia kedua.

Akhirnya, untuk menyimpulkan penelitian dari kondisi dimana neokapitalisme sekarang berkembang, terdapat perubahan yang cukup penting terjadi dalam skala dunia dalam kondisi dimana kapitalisme berada dan berkembang.

Disisi yang lainnya, terdapat pembesaran dari apa yang disebut dengan kamp sosialis, dan disisi yang lainnya lagi, revolusi kolonial. Dan sementara keseimbangan, sepanjang berkaitan dengan meluasnya “kamp sosialis”, secara efektif mewakili sebuah kekalahan dari cara pandang kapitalisme dunia – kalah dalam bahan baku, kesempatan investasi untuk kapital, pasar, dan pada tingkat yang lainnya – keseimbangan tersebut, sepanjang berkaitan dengan revolusi kolonial, dapat terlihat bersifat paradoks, hingga kini belum menghasilkan sebuah kekalahan penting dalam dunia kapitalis. Bertentangan dengannya, salah satu faktor yang cocok menjelaskan skala ekspansi ekonomi dari negeri-negeri imperialis yang terjadi di dalam tahapan ini, adalah fakta bahwa, sepanjang revolusi kolonial tetap dalam kerangka pasar dunia kapitalis (kecuali dia menghasilkan kembali apa yang disebut dengan negara sosialis), revolusi kolonial berfungsi sebagai stimulus bagi produksi dan ekspor peralatan industrial, produk industri berat di negeri-negeri imperialis.

Hal ini berarti bahwa industrialisasi negeri-negeri kurang berkembang, neokolonialisme, perkembangan borjuasi baru di negeri-negeri kolonial, semua menyusun dukungan lebih jauh, bersama dengan revolusi teknologi, untuk trend ekspansi jangka panjang di dalam negeri-negeri kapitalis maju. Karena hal tersebut secara pokok memiliki efek yang sama, hal tersebut juga menuju pada pertumbuhan dalam produksi untuk industri berat dan untuk industri-industri yang bergerak dalam konstruksi mekanis dalam pembuatan mesin. Sebagian mesin tersebut berfungsi untuk mempercepat pembaruan kapital tetap dalam negeri-negeri kapitalis maju, bagian yang lainnya berfungsi untuk industrialisasi, mekanisasi dari negeri-negeri kolonial yang baru merdeka.

Dalam mendekati subjek dengan jalan ini, kita mampu untuk memahami makna yang lebih dalam dari tahapan neokapitalisme yang sekarang kita saksikan, yang merupakan ekspansi kapitalisme jangka panjang, sebuah periode yang saya percaya terbatas dalam waktu, seperti periode serupa dimasa lalu. Saya tidak sedikitpun percaya bahwa periode ekspansi tersebut akan berlangsung selamanya dan bahwa kapitalisme telah menemukan batu penjurunya yang memungkinkan kapitalisme untuk menghindari tidak hanya krisis bersifat siklusnya tetapi juga siklus ekspansi yang relatif berturut-turut dan stagnasi. Tetapi adalah tahapan ekspansi ini yang sekarang dihadapi oleh gerakan klas pekerja Eropa Barat dengan persoalan khususnya.

Mari kita sekarang berbicara mengenai ciri khas pokok dari intervensi pemerintah kedalam ekonomi kapitalis.

Perencanaan Ekonomi

Sisi lain dari neokapitalis berkaitan dengan tubuh fenomena yang telah diistilahkan dalam ungkapan “ekonomi terencana”, “pemrograman ekonomi”, atau lebih jauh lagi “perencanaan indikatif”. Hal tersebut adalah bentuk lain dari intervensi sadar dalam ekonomi, bertentangan dengan semangat klasik kapitalisme, tetapi hal tersebut merupakan intervensi yang dicirikan oleh fakta bahwa hal tersebut bukan lagi terutama sebuah tindakan pemerintah tetapi lebih merupakan sebuah tindakan kolaborasi, integrasi, antara pemerintah disatu sisi dan kelompok-kelompok kapitalis disisi yang lainnya.Bagaimana kita menjelaskan kecenderungan umum tersebut pada “perencanaan indikatif, pada “pemrograman ekonomi”, atau pada “ekonomi terencana”?

Kita harus mulai dari kebutuhan nyata dari kapital besar, sebuah kebutuhan yang berasal tepat sekali dari fenomena yang telah kita gambarkan dalam bagian pertama diskusi kita. Kita berbicara dibagian tersebut tentang sebuah percepatan dalam ritme pembaruan instalasi mekanik, atau sebuah revolusi teknologi yang sedikit banyak permanen. Tetapi ketika kita berbicara mengenai sebuah percepatan dalam ritme pembaruan kapital tetap, kita hanya dapat merujuk pada kebutuhan penggantian pengeluaran investasi yang terus meluas dalam periode waktu dimana terus menjadi lebih singkat. Tentu saja penggantian tersebut harus direncanakan dan diperhitungkan dengan cara yang sebisa mungkin akurat, agar menjaga ekonomi dari fluktuasi jangka pendek, yang mengandung bahaya menciptakan kekacauan luar biasa dalam perusahaan yang beroperasi menggunakan jutaan dolar. Fakta pokok tersebut adalah penyebab pemrograman ekonomi kapitalis untuk menuju sebuah ekonomi terencana.

Kapitalisme hari ini dari monopoli-monopoli besar mengumpulkan puluhan juta dolar dalam investasi yang harus diganti dengan cepat. Dia tidak dapat lagi menanggung resiko fluktuasi periodik penting. Dia akibatnya membutuhkan jaminan bahwa biaya penggantiannya akan tertutup dan asuransi bahwa penghasilannya akan terus berlanjut, setidaknya selama periode waktu rata-rata berkaitan sedikit banyak dengan periode penggantian kapital tetapnya, periode yang sekarang semakin panjang antara empat dan lima tahun.

Lebih lagi, fenomena telah muncul secara langsung dari dalam perusahaan kapitalis itu sendiri, dimana kompleksitas yang selalu meningkat dari proses produktif berakibat meningkatnya usaha perencanaan yang tepat dalam rangka agar perusahaan-perusahaan kapitalis tersebut berfungsi secara keseluruhan. Pemrograman kapitalis adalah, dalam analisa terakhir, tidak lebih dari perluasan, atau lebih tepatnya, koordinasi pada tingkat nasional mengenai apa yang telah terjadi pada tingkat perusahaan-perusahaan kapitalis besar atau kelompok-kelompok kapitalis seperti trust atau kartel yang mencakup sebuah kelompok perusahaan.

Apakah ciri khas pokok dari perencanaan indikatif tersebut? Perencanaan tersebut secara esensiil berbeda dalam sifat dari perencanaan sosialis. Perencanaan tersebut tidak terutama berkaitan dengan menyusun serangkaian tujuan dalam gambaran produksi dan memastikan pencapaian dari tujuan-tujuan tersebut. Kepentingan utamanya adalah dengan mengkoordinasikan rencana investasi yang telah dibuat oleh firma-firma swasta dan dengan mempengaruhi kebutuhan koordinasi tersebut dengan mengajukan, paling-paling, tujuan-tujuan tertentu yang dianggap memiliki prioritas pada tingkat pemerintahan. Hal tersebut, tentu saja, tujuan-tujuan yang berkaitan dengan kepentingan umum klas borjuis. Didalam negeri seperti Belgia atau Inggris, operasi tersebut telah dipengaruhi dalam jalan yang cukup kasar, di Perancis, dimana semua hal terjadi dalam tingkat intelektual yang lebih dihaluskan, dan sejumlah besar kamuflase digunakan, sifat klas dari mekanisme tersebut kurang jelas. Meskipun begitu identik dengan pemrograman ekonomi dari negeri-negeri kapitalis lainnya. Dalam esensi, aktivitas “komisi perencanaan, “biro perencanaan”, “biro program”, terdiri dari perwakilan konsultasi berbagai kelompok pengusaha, meneliti proyek investasi mereka dan ramalan pasar, dan “mengharmoniskan” antara ramalan berbagai sektor, dan berusaha keras untuk menghindari kemacetan dan duplikasi.

Gilbert Mathieu menerbitkan tiga artikel bagus mengenai persoalan tersebut dalam Le Monde (2, 3 dan 6 Maret 1962), dimana dia menunjukan bahwa berlawanan dengan 280 anggota serikat buruh yang berpartisipasi dalam kerja berbagai komisi dan sub komisi perencanaan, terdapat 1.280 kepala perusaan atau perwakilan asosiasi pengusaha. “Dalam praktek, Tuan Francois percaya, rencana Perancis sering didirikan dan dioperasikan dibawah pengaruh yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan besar dan institusi keuangan”. Dan Leb Brun, meskipun termasuk salah satu pemimpin serikat buruh yang paling moderat, menyatakan bahwa perencanaan Perancis “adalah secara esensial diatur antara agen lebih tinggi dari kapital dan pejabat sipil berpangkat tinggi, agen tersebut normalnya memiliki kekuasaan lebih besar dari pada pejabat”.

Konfrontasi dan koordinasi dari keputusan-keputusan firma-firma tersebut, lebih lagi, sangat berguna bagi pengusaha kapitalis; hal tersebut menyusun semacam pendapat mengenai pasar dalam skala nasional dan dalam jangka panjang, sesuatu yang sangat sulit dicapai dengan teknik hari ini. Tetapi dasar untuk semua penelitian tersebut, semua perhitungan tersebut, masih tetap gambaran yang diajukan sebagai ramalan oleh para pengusaha.

Akibatnya terdapat dua aspek ciri pokok dari jenis pemrograman atau “perencanaan indikatif” ini. Disatu sisi, hal tersebut secara sempit terpusat pada kepentingan para pengusaha yang merupakan elemen awal dalam perhitungan. Dan ketika kita mengatakan pengusaha, kita tidak bermaksud semua pengusaha, tetapi lebih merupakan lapisan dominan dari klas borjuis, yaitu, para monopolis dan pemilik trust-trust. Pada tingkatan bahwa konflik kepentingan antara monopolis-monopolis kuat kadang kala dapat terjadi (ingat konflik tahun 1962 di Amerika antara trust produsen besi dan trust konsumen besi berkaitan dengan harga besi), pemerintah memainkan peran tertentu sebagai wasit antara kelompok-kelompok kapitalis. Hal tersebut, dalam beberapa hal, sebuah dewan administratif dari klas borjuis yang bertindak atas nama seluruh pemegang saham, seluruh anggota klas borjuis, tetapi dalam kepentingan kelompok yang dominan ketimbang kepentingan demokrasi dan jumlah yang mayoritas.

Disisi yang lainnya, ada ketidakpastian yang terdapat pada dasar dari semua perhitungan tersebut, sebuah ketidakpastian yang muncul dari fakta bahwa pemrograman tersebut berdasarkan murni pada ramalan dan dari fakta tambahan bahwa pemerintah tidak memiliki cara untuk menjalankan pemrograman semacam itu. Sesungguhnya, demikian juga dengan kepentingan swasta tidak memiliki jalan apapun untuk memastikan pemenuhan ramalah mereka.

Pada tahun 1956-60, “programer-programer” the Communauté Européenne du Charbon et de l’Acier (Komunitas Batu Bara dan Besi Eropa) demikian juga mereka dari Kementerian Ekonomi Belgia, dua kali mengalami kesalahan dalam ramalan mereka terhadap konsumsi batu bara untuk Eropa Barat dan terutama sekali untuk Belgia. Pertama kali, sebelum dan selama krisis dalam penawaran yang disebabkan oleh kejadian Suez, mereka meramalkan peningkatan penting dalam konsumsi pada tahun 1960 dan sebagai akibat peningkatan dalam produksi batu bara, dengan produksi Belgia tumbuh dari 30 juta ton batu bara pertahun menjadi 40 juta ton. Dalam kenyataan, penawaran tersebut jatuh dari 30 menjadi 20 juta ton selama tahun 1960; para “programer” sebagai akibatnya telah melakukan sebuah kesalahan gabungan dari bagian yang cukup penting. Tetapi sebelum kesalahan tersebut sempat dicatat mereka telah membuat kesalahan yang lain dalam arah yang berlawanan. Sementara kejatuhan dalam konsumsi batu bara terjadi, mereka memperkirakan bahwa kecenderungan akan terus berlanjut dan menyatakan bahwa masih dibutuhkan untuk meneruskan penutupan tambang batu bara. Bagaimanapun, kejadian yang berlawanan terjadi antara tahun 1960 dan 1963: konsumsi batu bara Belgia naik dari 20 menjadi 25 juta ton pertahun, dengan hasil yang didapatkan setelah menghentikan kapasitas produktif Belgia dalam batu bara sebesar sepertiga, terjadi kekurangan parah dalam batu bara, terutama sekali selama musim dingin pada tahun 1962-1963, sehingga dibutuhkan untuk mengimpor batu bara dengan cepat, bahkan dari Vietnam !

Hal tersebut memberikan kita sebuah gambaran hidup dari teknik yang diambil oleh para “pemrogram” hingga sembilan puluh persen waktu ketika membuat perhitungan mereka terhadap sektor industri. Hal tersebut hanyalah sebuah proyeksi ke masa depan dari kecenderungan saat ini, yang dapat dikoreksi paling-paling oleh sebuah faktor yang menyatakaan elastisitas dalam permintaan, yang kemudian berdasarkan atas ramalan angka umum dari ekspansi.

Aspek yang lain dari “ekonomi terencana” tersebut, yang memberikannya sebuah karakter yang terutama sekali berbahaya berkaitan dengan gerakan klas pekerja. Adalah ide bahwa “program sosial” atau “kebijakan pendapatan” selengkapnya ada dalam “pemrograman ekonomi”. Dimungkinkan untuk menjamin stabilitas trust-trust dalam pengeluaran dan pendapatan mereka selama periode lima tahun, waktu yang dibutuhkan untuk mengganti peralatan baru mereka, tanpa secara bersamaan menjamin stabilitas pengeluaran upah mereka. Adalah tidak mungkin untuk “merencanakan biaya” jika “biaya kerja” tidak dapat “direncanakan” pada saat yang sama, yaitu, jika peningkatan upah tidak dapat diantisipasi dan ditahan.

Adanya Intervensi Pemerintah dalam Menjamin atau Melindungi

Sifat alami dari neokapitalisme, dari pertumbuhan intervensi pemerintah dalam kehidupan ekonomi, dapat disingkat dalam rumus berikut ini: semakin lama semakin, sistem kapitalis menyerahkan otomatisme ekonominya sendiri menjalankan resiko melenyap dengan cepat, dan semakin meningkat negara jadinya sebagai penjamin keuntungan kapitalis, penjamin keuntungan bagi lapisan monopolistik berkuasa dari borjuasi. Negara menjamin hal tersebut dalam langkah-langkah bahwa negara mengurangi luas siklus fluktuasi. Negara menjamin hal tersebut dengan tata tertib negara, militer atau paramiliter, menjadi semakin penting. Negara menjamin hal tersebut juga dengan teknik ad hoc yang membuat kemunculan mereka tepat sekali didalam kerangka kerja ekonomi terencana. “Kontrak – pura-pura” di Perancis mengilustrasikan hal tersebut. Mereka merupakan jaminan tegas dari keuntungan untuk membenarkan disekuilibrium tertentu dalam pembangunan, entah regional dalam karakter atau antara cabang-cabang industri. Negara mengatakan kepada para kapitalis: “Jika kau menginvestasikan kapitalmu dalam daerah ini atau itu, atau di cabang ini atau itu, kita akan menjaminmu enam persen atau tujuh persen dari kapitalmu terlepas dari pembangunan, bahkan jika sampahmu terbukti tidak terjual, bahkan jika kau gagal”. Ini adalah bentuk tertinggi dan terjelas dari jaminan negara terhadap keuntungan monopoli tetapi ini bukanlah penemuan teknisi perencanaan Perancis, karena Messrs. Schacht, Funk dan Goering sebelumnya telah menerapkan itu didalam kerangka kerja ekonomi persenjataan Nazi dan rencana persenjataan empat tahunnya.

KESIMPULAN

Faham kapitalisme yang tidak mengenal istilah intervensi dari pemerintah (ekonomi terencana) mulai tersadarkan dan terhipnotis oleh faham baru ini, sehingga pada kenyataan kekinian banyak Negara penganut faham kapitalisme membuka diri dengan instrument-instrument non kapitalisme, seperti adanya intervensi pemerintah (Negara), Privatisasi, perdagangan bebas, regulasi penetapan harga, dan lain sebagainya. Sehingga dengan fenomena seperti ini mestilah menjadi buah pikir pemikiran ekonomi baru yang dinamakan dengan neo kapitalisme.



[1] Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dengan dosen pengampu Bapak Yulizar Djamaluddin Sandrego, M.Ec

[2] Penulis adalah mahasiswa STEI Tazkia jurusan Ilmu Ekonomi Islam semester 5. Dapat dihubungi pada email : zielinh@yahoo.com

[3] Yulizar Djamaluddin Sandrego (2009), dalam Kuliah pertama Sejarah Pemikiran Ekonomi

2 komentar: